Penyesalan selalu datang di akhir, karena ketidaksadaran pemerintah tentang kondisi rakyatnya khusunya presiden yang tidak memperhatikan kroni yang sering berkorupsi, akhirnya Presiden Mesir Mubarak diturunkan secara paksa oleh rakyatnya sendiri.
Memang manusia itu tidak ada yang sempurna, dimata internasional, Mubarak dikenal memiliki strategi yang bagus, dengan tidak selalu memihak barat. Kondisi ini didukung dengan kepemilikan teruan Suez yang memiliki pengaruh besar pada kapal kapal asing yang lewat.
Itulah yang dinamakan kelebihan, yaitu kelebihan kekuaaan, kelebihan harta, padahal sesuatu yang lebih itu pasti tidak pas, begitu juga sesuatu yang kekurangan. Lebih baik pas, tidak lebih dan tidak kurang, misalnya makan itu sebaiknya jangan terlalu kenyang tetapi jangan terlalu sedikit, makanlah yang cukup, dan makan disaat lapar berhenti sebelum kenyang.
Pada awalnya Presiden Mubarak itu dianggap pahlawan di Mesir, namun seiring waktu berjalan, terjadi ketimpangan si kaya dan si miskin yang semakin besar. dan kekuatan si miskin yang ingin mendapatkan kesejahteraan semakin menggebu-gebu. Revolusi Aljazair di Tunisia juga menjadi pemicu bom demonstrasi yang semakin lama dipendam menjadi semakin kuat. Akhirnya perlawanan pun terjadi.
Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi pemimpin dunia lainnya bahwa memperhatikan orang kecil itu penting. Namun persolan tidak hanya sebatas itu. Kekayaan saja tidak cukup, sebenarnya kemajuan itu bukan terletak pada pemimpinnya saja, melainkan seluruh lapisan masyarakat. Apalah artinya pemimpin yang adil bijaksana akan tetapi rakyatnya masih tidak tau diri, mabuk, berjudi, korupsi, Nauzubillah.
Semoga pergantian kepemimpinan di Mesir membawa kemajuan, ditengah negara-negara lain yang sering diberitakan seperti mau perang. Mesir mampu menyedot perhatian dunia. dan mulai saat ini diharapkan Mesir mampu berjuang meraih apa yang dicita-citakan rakyatnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment