Wednesday, December 4, 2013

6 Alasan Kampungan Kenapa Para Dokter Turun Ke Jalan…..

1.Issh kampungan deh Dokter pakek demo segala kayak buruh pabrik aja… He..he.he.bukan menghina buruh pabrik ya, daku hanya menyampaikan apa yang daku dengar. Bisa jadi, mungkin profesi dokter itu ada dibawah buruh pabrik alias dimasukkan kedalam kasta Budak Jengkol, ‘not even close’ to Budak Berlian..he.he.he.. Buktinya diatas kertas, gaji para dokter masih dibawah UMR dan kalo kerja lembur sampai tengah malampun tidak ada uang lemburnya :) Masih ingat nggak, waktu heboh hebohan Kartu Jakarta Sehat pasien di RS membludak sampai lebih dari 100 orang lebih setiap harinya sehingga setiap dokter yang bertugas harus berjibaku. Eh malah muncul komen dokter harus meluangkan waktunya minimal 15 menit yang berkualitas untuk setiap pasien. Hm boleh juga sih tapi itu bakalan menghabiskan waktu 100 x 15 menit = 25 jam sehari untuk melakukannya, tau dong 1 hari itu 24 jam. Apa bukan Budak Jengkol namanya ? ha.ha.ha.. Walau teman sejawat kecapean kerja dan keki, kita yang mendengar ngakak sinis sambil ngurut dada, kok ada sih Orang Besar yang tak punya perasaan gitu, tapi tidak ada yang demo. Yang ada cuman himbauan untuk tetap tenang bekerja melayani masyarakat dengan sebaik baiknya, sayang daku gak simpan SMSnya. 2. Dibayar berapa sih para dokter ikutan demo ? Wanni piro ??..he.he.he. Sebenarnya sangat sulit mengumpulkan para dokter untuk bersatu hati dalam aksi besar seperti ini. Biasanya para dokter adalah pribadi yang paling malas untuk melakukan hal seperti itu karena berpikir logic, dan biasanya IDI selalu melarang anggotanya untuk melakukan demo dalam skala besar. So aksi 27 November 2013 adalah KLB alias Kejadian Luar Biasa dalam sejarah republik ini, ribuan dokter turun kejalan untuk pertama kalinya. Bagi yang berpikiran positif akan merasa ‘it must be something wrong happened’ , bagi haters, Ih dokter sekarang nambah lebay eh, udah gitu rame rame lagi..ha.ha.ha.. Sehari sebelum hari H, daku masih menerima sms dari IDI Wilayah dimana daku menjadi anggotanya melarang anggotanya untuk turun kejalanan walau IDI Pusat sudah memberikan restunya. Pasien pasien telpon pada kawatir “Praktek buka nggak Dok ? ikut Demo ?” Nggak dong, daku tidak jadi turun kejalan dan praktek seperti biasa soale jas putih daku udah gak ada yang muat..ha.ha.ha., tapi daku menjalankan MOGOK MAKAN sehari. Maksud daku setelah makan pagi terus mogok sampai jam 12 siang, lanjut daku lagi sampai jam 12 malam, sepulang praktek baru makan lagi.ha.ha.ha. Jadi walau dilarangpun para dokter tetap turun kejalan, karena ada ketidak adilan semena mena yang mengancam profesi dokter di Indonesia. Kalo cuman membela dokter kandungan Fransiska yang disiram kopi dan ditonjok oleh Om om nggak jelas (statusnya) yang mendampingi gadis usia belia gara gara ILFIL ditanya statusnya doangan, nggak akan kejadian deh walau kita semua turut prihatin. Jika kebetulan si Om om ikut membaca dongengan ini dan tersinggung dengan sebutan Om om, daku minta maaf yah, itu cuman mengutip omongan tetangga. Sebetulnya daku juga ikut tersinggung sebab kita umurnya pantaran dan daku punya anak gadis yang umurnya hampir sama, so bisa dibayangkan jika kejadian yang sama terjadi. Cuman bedanya daku bisa dengan bangga bilang ” ai Papanya” tanpa perlu melakukan KDRT Kekerasan Diluar Rumah Tangga..ha.ha.ha. Tapi karena dokter kandungan Ayu dihukum penjara oleh hakim MA gara gara dituduh lalai membiarkan pasien gawat darurat melahirkan yang kemudian dioperasi, isded karena Emboli Udara. Alasan terakhir ini tidak bisa diterima, bahkan diketawain oleh Komunitas Kedokteran di seluruh dunia. Seorang prens daku bercerita, papa temannya pergi ke Aussie untuk dioperasi bypass jantung oleh Dr Victor Chang yang sangat terkenal saat itu, mengalami stroke karena emboli udara pasca operasi, apakah doi bisa menuntut ? Tidak bisalah, karena itulah Resiko Medik yang walau sangat jarang terjadi, unpredictable tapi sering fatal. Penyebab Emboli Udara itu apa saja? ini dia… *Injections and Surgical Procedures *Lung Trauma *Scuba Diving *Explosion and Blast Injuries *Blowing air into the Vagina during oral sex Buat yang penasaran pada point terakhir dan malu bertanya ini penjelasannya … In rare instances, blowing air into the vagina during oral sex can cause an air embolism. In this case, the air embolism can occur if there is a tear or injury in the vagina or uterus. The risk is higher in pregnant women, who may have a tear in their placentae. Hanya saja daku masih nggak mengerti kenapa perlu meniupkan udara kedalam pegina saat dilakukan pemakai odol oral B ?..ha.ha.ha.. ada yang bisa mencerahkan daku ? anyone ??..ha.ha.ha..kalo emak daku baca ini pasti komennya ” Makanya, apa kata mama, kipas angin tuh tidak boleh tarok sembarangan, bisa bahaya masuk angin !!!”..ha.ha.ha… 3. Issh, para dokter berdemo berteriak mengasihani diri sendiri, kesian deh lo… Dari sisi daku, aksi ini bukanlah minta dikasihani karena telah dizolimi apalagi curhat.. Aksi Solidaritas ini adalah ungkapan Keprihatinan, Kegelisahan sekaligus Kemarahan Kolektif dari para dokter di seluruh Indonesia atas alasan keputusan hukum MA yang sangat diragukan kompetensinya alias dianggap nggak ngerti tentang prosedur medis. Bagi kami, yang kompeten memutuskan kesalahan tindakan seorang dokter adalah MKDKI, ibaratnya inilah lembaga MAnya dunia kedokteran. MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA (MKDKI) yang terdiri dari dokter, dokter gigi dan sarjana hukum adalah lembaga yang berwenang untuk : 1. Menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi. 2. Menetapkan sanksi disiplin. Demo dokter, Tempo.co foto pinjem dari Tempo.co 4. Tau nggak sih 71 % masyarakat tidak mendukung mogok para dokter menurut survey LSI hari ini ? Sudah pastilah, karena kepentingannya terganggu, sebenarnya para dokter melakukan aksi ini tidak berharap adanya dukungan tetapi sekedar Pengertian dari masyarakat bahwa dalam sehari itu dokter tidak akan berpraktek seperti biasanya. Biar jadi Budak Jengkol boleh dong meng exercise Haknya sebagai warga negara RI sekaligus memberikan dukungan moral kepada sejawatnya yang dianggap diperlakukan dengan semena mena. Buruh boleh demo….. Tapi dokter tidak boleh demo karena punya “tugas suci” dan Mulia sebagai Budak Jengkol ? Ha..ha.ha…semua pekerjaan kalo dilakukan dengan hati yang tulus dan membawa kebaikan bagi orang banyak adalah tugas suci serta Mulia, eh kok kayak lagu hepibesdei ya jadinya..ha.ha.ha.. Karena dokter itu oleh sebagian besar masyarakat dianggap ” bukan kita orang” alias Golit, golongan elite, maka tak heran yang terdengar adalah cibiran sinis dan sejenisnya didunia internet, siaran berita. Makanya nggak heran waktu ada berita dokter beranak disiram kopi oleh si Om om katanya karena doi main hape, kontan banyak yang bertepuk tangan dan beramai ramai mencaci maki kelakuan buruk sang dukun yang gila hape, belon lagi ngomentarin foto sang dokter perempuan itu jutek..ha.ha.ha.. foto milik detik.com Kemudian ternyata ada versi sebaliknya sang dokter tak bersalah tetap saja ada yang cari cari alasan untuk memberikan komen negatif..ha..ha.ha.. Apakah dikau termasuk salah satunya ? ..ha.ha.ha.. Coba saja, berandai andai ya, dikau abis kena siram kopi panas lalu ditonjok terus di foto, pengen liat ekspresi muka dikau, emang bisa nggak kayak gini ?..ha.ha.ha.. alay-level-7 foto milik siapa sudah jelas kan :) 5. Issh para dokter itu egois hanya mikirin diri sendiri dan menelantarkan pasien ? Terdengar di siaran berita, ada pasien yang terlantar di RS gara gara para dokter nggak berpraktek, padahal UGD/IGD tetap buka 24 jam dan pelayanan pasien rawat inap jalan terus, pasien tindakan operasi sudah diatur dengan baik. Nampaknya sosialisasi kurang berjalan dengan baik, padahal pihak IDI sudah menghubungi semua media tentang aksi ini tapi nampaknya banyak juga masyarakat kita yang tidak mengikuti berita. Terganggu so pastilah, sudah diusahakan seminimal mungkin, masih untung aksi ini dilakukan hari Rabu, dimana pasien tidak banyak biasanya apalagi ini akhir bulan. Sesudah ini pasti ada banyak pihak akan mengintimidasi secara psikologis para Budak Jengkol dengan pernyataan akan menuntut ini dan menuntut itu sebagai ekses dari demo kemaren. Siapa itu ? Daku takut ah ntar daku kena tuntut lagi…ha.ha.ha. dikau ikutin aja beritanya di koran dan tipi :). Lha lebaran libur panjang aja semua pada baik baik saja tanpa dokter, nggak kedengaran beritanya tuh di tipi..ha.ha.ha.. Di Indo, pasien bisa daftar ke dokter minta diperiksa hari itu juga, kalo gak kebagian bisa marah marah..he.he.he. Kalo di luar negeri kudu pake janji dulu, kalo emang merasa emergency datanglah ke ER, ngantri. Seorang prens daku yang kena pembesaran prostat di Canada, beser melulu sepanjang hari, kudu menunggu sebulan lagi baru kebagian ketemu dan diperiksa dokter, walau doi merasa itu kondisi gawatdarurat, tapi di kacamata medis itu bukan Emergency alias dikau nggak akan isded karenanya, you have to queue like others, para dokter disana ogah periksa pasien seabrek abrek. Kalo merasa terganggu malas bolak balik ke wese sepanjang hari, pake aja pampers, begitu katanya..ha.ha.ha.. 6. Hakim MA bilang para dokter arogan berdemo memaksakan kehendak ? Menurut tim hukum dari IDI, Dr Ayu dkk sudah dinyatakan bebas murni oleh Pengadilan Tinggi di Manado, harusnya proses hukumnya sudah selesai. Tapi rupanya oleh Jaksa masih di Kasasi ke MA kemudian diputuskan bersalah. Daku sih percaya hakim agung MA itu berintergitas tinggi dalam memutus perkara, masalahnya apakah MA sudah melibatkan MKDKI sebelum memutuskan perkara karena ini bukan perkara hukum biasa kan ? PK sudah diajukan semenjak berbulan-bulan yang lalu. Tetapi prosesnya dinilai berbelit-belit sampai sekarang. Makanya pihak IDI mengajukan keberatan, dan minta Ayu dkk diubah menjadi tahanan kota saja tapi tak digubris, akhirnya terpaksa pake jurus pamungkas turun ke jalan supaya mendapat perhatian dari semua pihak yang tersangkut paut didalamnya. Jadi siapa yang arogan ? :) Pesan yang ingin disampaikan oleh keputusan MA : Dokter adalah manusia biasa yang sama TIDAK KEBAL hukum, jikalau sembrono harus dihukum, dan ini adalah contoh kasus. Setuju saja, tapi.. Pesan yang diterima oleh para dokter : Dokter adalah manusia biasa, jangan bodoh mengambil resiko yang tak perlu dalam menolong seseorang yang nyawanya sedang dalam bahaya, not worth it, kalo berhasil paling ucapan terima kasih, kalo kenapa kenapa bisa masuk penjara sia sia, ini adalah contoh kasusnya. Kami menganggap kasus Ayu ini bukan kasus Malpraktek karena doi sudah bekerja sesuai dengan protokol yang ditentukan oleh RS. Makanya pada nggak puas dengan keputusan MA yang berdasar hukum pidana alias KUHAP. So, buat dikau sekalian penganut teori konstipasi eh konspirasi..ha.ha..ha.., dokter tidak merasa diri kebal hukum, justru dokter perlu kepastian hukum untuk bisa bekerja dengan tenang. Please deh jangan menggunakan cara berpikir ilmu hukum kedalam ilmu kedokteran. Jika ada pasien gawat darurat : Di dunia hukum, paper works dulu baru tindakan, kalo di dunia kami, bertindak dulu menyelamatkan nyawa, baru paper works, kalo anda yang jadi dokter apa terjadi sekirenya ? Dokter bukan Tuhan, nggak pula Superman, apalagi Batman, tapi hanyalah buruh jengkol Suparman he..he.he..yang mencoba melakukan yang terbaik bagi pasiennya… Daku sering ditanya pasien, “pasti sembuh nggak nih Dok ?” “Maap, yang bisa kasih sembuh itu Tuhan, daku hanya menolong sebisanya, makanya berdoa ya” “Tapi Ai percaya Dokter itu sama dengan Tuhan !” “Hm, maap, dikau mau minta gretongan yah ? ” wakakakak “Kalo Ai nggak percaya sama Tuhan ?” “Well, kalo nggak sembuh dan mati ntar dikau masuk neraka”..ha.ha.ha.. Tuhan “Thou Great Physician” selalu menjadi sandaran daku sejak kuliah sampai lulus dan berpraktek sampai kini, tempat dimana daku membawa kedalam doa supaya diberikan Skill to my hands, Clear vision to my mind, Kindness and Sympathy to my heart supaya bisa membantu meringankan sedikit penderitaan sesama manusia. Ada yang muntah muntah bacanya ?..ha.ha.ha.tetapi demikianlah adanya, daku percaya bahwa Tuhan adalah sumber dari segala kebaikan dan karunia, jadi perkataan Dokter itu bukan Tuhan itu merendahkan martabat Tuhan. Dan dokter tidak perlu mendoakan orang pada sakit ya supaya praktek jadi rame, karena sudah kodratnya manusia dalam hidupnya akan mengalami sakit dan penyakit, ibaratnya mobil kijang tua setelah 10 tahun ngadat melulu keluar masuk bengkel. Eh ini cuman perumpamaan aja, daku tidak akan mengomentari guyonan ”Dokter lebih enak dan lebih mudah dibandingkan montir” ya, ntar kalo kedengaran sama montir di bengkel langganan daku bisa berabe nanti ” Kalo pak dok merasa pekerjaan montir lebih gampang, betulin aja sendiri, gak usah kemari !!!” ha.ha.ha… So, jika ada diantara dikau sekalian yang mengira dokter demo membela koleganya, maka dikau salah besar. Justru para dokter membela kepentingan pasien di masa mendatang, sebab jika dokter sudah bekerja sesuai prosedur masih dipersalahkan, dikemudian hari dokter akan play save saja, dan pasien yang akan dirugikan. Suatu hari nanti dikau mengalami kecelakaan dijalan, kepala bocor dan perdarahan otak, digotong ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri seperti kejadian yang dilakukan oleh anaknya Dhani Ahmad. Jika tidak dioperasi segera pasti isded, kalo dioperasi mungkin hidup mungkin mati, kalo hidup mungkin normal 100 % mungkin juga ada cacat, tak ada orang yang bisa tanda tangan persetujuan Informed Consent. Dikau mau dokter mengoperasi dikau, atau membiarkan dikau isded saja ??? Tentu mau hidup kan ? Tapi apakah dokter BERANI mengoperasi dikau setelah kejadian yang terjadi pada Dr Ayu dkk ? Ntar kalo dikau ternyata hidup tapi ada cacat ntar menuntut lagi kenapa nggak kasih tau dulu resikonya ? Atau setelah dioperasi dikau tetap nggak ketolongan , tau tau keluarga dikau kemudian menuntut gimana ? Jadi mending dokter tunggu saja sampai polisi menemukan keluarga dikau untuk tiba di RS untuk dijelaskan prosedur untung rugi dan resikonya lalu tanda tangan supaya dokter aman ? Walau itu artinya dikau mungkin keburu sudah bertemu dengan Tuhan Yang Maha Esa yang maha pengasih dan penyayang ? Jika hubungan atas dasar kepercayaan dan itikad baik ini pada akhirnya berubah menjadi hubungan hitam atas putih berdasarkan hukum semata, Humanity mendapat cobaan yang sangat besar. sumber