Friday, May 24, 2013

Semangat itu Bisa Menular

Biasanya setiap minggu pagi atau jumat pagi kan sering lihat di kantor-kantor atau di lapangan diadakan senam yang dipandu instruktur lengkap dengan musik aerobik. Gerakan yang dilakukan isntruktur langsung diikuti peserta dengan spontan, walau tidak semuanya mengikutinya dengan pas banget ya, si instruktur ini keliatan tetap cuek dan tetap semangat sekali, namanya juga instruktur, pastilah harus semangat karena kita tahu semangat bisa menular. Contoh gampangnya saat instruktur melakukan gerakan, dan kita mengikutinya, kemudian instruktur tersebut langsung diam dan hanya teriak-teriak hitungan maka sensasinya pasti berbeda. Contoh yang lain pasti orang lebih suka bersama orang atau memiliki teman yang punya semangat tinggi dengan catatan dalam hal yang postif ya, misalnya teman yang punya semangat belajar, semangat bergaul atau punya semangat yang lain, maksudnya bukan mengharapkan orang lain, tapi mulai dari sendiri lah semangat ini yang harus ada, karena kalau mengharapkan orang lain, iya kalau memang ada, tapi kalau pas lagi ga ada yang kita jadikan contoh? Kan tinggal kita sendiri aj. Soal tular menular bukan hanya penyakit saja seperti sikap semangat itu tadi, tapi ada juga sikap menguap, menurut penelitian manusia memiliki empati dengan mengikuti orang lain menguap, padahal kalau kita pikir kan menguap disebabkan karena kurangnya pasokan Oksigen ya, tapi mungkin entah sadar atau tidak saat melihat orang lain menguap, kita ikut-ikutan menguap ya, bahkan pas kamu baca bagian ini, mungkin kamu juga pengen menguap haha. Jadi intinya tetap bersikap positif karena sikap positif itu menular juga bagi sekitar, bahkan bagi diri sendiri, kalau saya tulis hal-hal yang galau yang pasti yang pertama kali kena pasti saya sendiri, yang kedua pasti yang baca, haha, karena saya dulu pernah menulis hal-hal yang negatif, tentang pengalaman pahit, eh bukannya pikiran jadi ringan malah hasilnya malah terasa semakin berat, akhirnya postingan tersebut saya hapus, dan saya mencoba menulis dengan “hal-hal” yang positif, ternyata efeknya juga lebih baik, dan menurut saya dengan hal itulah sebagian orang bisa “bertahan”.

Monday, May 20, 2013

Postingan tanpa edit babar blas,

NB penting : yang kurang kerjaan boleh baca, kalau sibuk jangan baca Pagi pagi udara cukup dingin, saya tadi bangun pukul 02.00, entah kenapa bangun jam segitu, karena dinginnya udara lereng Merbabu ini, saya pun melanjutkan tidur kembali, namun setelah mencoba-coba merem eh malah belum tidur juga, sampai jam tiga ada orang diluar yang jalan jalan, hah? Jam tiga pagi padahal? Mungkin mereka ingin menikmati minggu pagi lebih panjang kali ya, tapi kok jam tiga pagi? Setelah itu lanjut tidur kembali, tapi sampai jam empat rasanya ngantuk sudah hilang, tinggal rasa dingin, dan kebelet pipis, lalu aku bangun dan pipis di kamar mandi, dan kunyalakan komputer untuk sekedar menuliskan ini, Sebenarnya rencana hari ini daripada galau ga jelas, mending memperbaiki sepeda federal yang teronggok di gudang, karena sudah lama tidak dipakai, maka saya berinisiatf memperbaiki sepeda tersebut, karena daripada tidak dipakai ya, mungkin nantinya saya akan memperbaiki semua komponennya, seperti rem, pedal, ganti gir, rantai, bahkan nanti akan saya tambah lampu dilengkapi stiker reflektif yang bisa bercahaya di malam hari. Selanjutnya mungkin saya akan bawa sepeda ini ke semarang sebagai alat transportasi kos sampai kantor. Ngomong ngomong galaunya kenapa bro? Biasalah masalah cewek, intinya saya seperti ga dianggap sama sekali, tapi sebenarnya karena mungkin sms saya mengganggu bagi dia kali ya, okelah kalau begitu saya bakal ngirim sms yang lebih tok cer, mungkin sms kemarin kurang sip, haha. Ah ngomongin itu nanti malah membuka aib sendiri ya, mending diam dulu dan berpikir yang positif, daripada berpikir yang negatif atau menulis yang negatif-negatif, karena alam ini pasti akan meresponnya. Haduh, malah bersin berkali – kali, sambil nulis, .....tapi Apapun bersinnya tetap bilang Alhamdulilah... Pergi ke Rembang Rasanya pengen sekali kali menjajal aspal pantura Semarang ke Timur untuk berekreasi, tapi ini jangan ditiru ya, soalnya jalan-jalan kali ini memang tidak ada tujuan apa apa? Tidak ada kunjungan ke rumah temen atau saudara, hanya jalan jalan, dan tentu yang saya tekankan disini sikap boros, stop jangan ditiru. Naik motor dari Semarang, setengah sembilan, sampai alun alun rembang, berhenti dulu, masuk Masjid Agung Rembang, makan es di alun-alun, lalu melanjutkan perjalanan sampai sluke, disini nemuin titik foto yang bagus, akhirnya berhenti sebentar dan memotret jalan, bentar, lalu edit di photosop sedikit, di krop pohonnya biar ga kelihatan lalu saya masukin ke google eart, tapi kok di google earth sampai sekarang kok belum kelihatan ya? Tapi jalan jalan ini menurut saya boleh juga sih asalkan mengajak teman atau sambil bersilaturahmi, soalnya saya kemarin cuman sendiri, Jalur Rembang cukup lebar, meskipun tidak ada pemisah jalan dan sebagian besar masih dua lajur, namun bahu jalan juga cukup lebar, jadi kalau ada truk-truk yang jalannya lemot kendaraan kecil bisa memanfaatkan bahu jalan yang lebar itu untuk over take, namun harus hati-hati juga karena mungkin hanya di pantura ini truk truk tronton bisa melesat dengan kecepatan tinggi disini, apalagi kalau overtake antar tronton, trus saya sampai harus minggir, sensasi anginnya terasa banget. Perjalanan dari rembang dilanjutkan ke Blora melewati jalan raya Rembang Blora, banyak lubang disini sehingga sekali-kali harus memelankan laju, karena kalau di terjang entah apa yang terjadi yang jelas motor saya bukan jenis trail :D , dan kalau malam-malam lewat sini angkat tangan deh, karena kadang jalannya alus, kadang rusak lagi, kadang cuman goncangan kecil, tapi kadang lubangnya juga ga kira-kira. Terlihat beberapa sedang ditambal, pasti menyambut lebaran, berjalan sekitar 30 kilomter akhirnya sampailah di kota Blora, di lanjut menuju Purwodadi, Jalur Blora Purwodadi ternyata juga tak kalah menantangnya, masih banyak kerusakan sana sini, tapi kadang lewat jalur beton juga untuk sementara merasakan enak, namun kemudian lewat jalan berlubang lagi, yang lewat juga ga tanggung tanggung, truk-truk dan bus, kemudian lewat sini ternyata ketemu sama antrian perbaikan jalan, karena separuh jalan dibeton jadi harus antri dengan arah barat, untungnya kendaraan tidak sepadat pantura, jadi antrinya tidak terlalu lama. Tapi untunglah tidak mendapat Jack Pot di rute ini karena cuaca cerah, dan sedikit kendaraan jadi lubang-lubang yang dalem bisa dipetakan dan terbaca jelas, namun kalau malam hari? Entahlah, angkat tangan deh. Salut deh buat pengendara sini yang masih sabar lewat sini, Sampai Purwodadi perjalanan dilanjutkan ke Solo via jalur Purwodadi Solo,

Monday, May 6, 2013

Pengen lihat eta aquarid

Sebenarnya malam ini pengen liat meteor eta aquarid, namun karena munculnya sekitar tengah malam sampai pagi, niat saya urungkan saja, karena rasanya berat ya bangun tengah malam kemudian keluar bawa motor cari tempat yang gak ada polusi cahayanya, ditambah lagi malam-malam keluar rasanya kurang aman saja, apalagi sendirian, rasa pengen sebenarnya ada, karena yang pasti ini adalah peristiwa yang jarang ditemui oleh kita atau mungkin bahkan belum pernah sama sekali melihat hujan meteor. Sebenarnya hujan meteor itu seperti apa? Apa seperti yang ada di film kartun, yang berupa garis berwarna putih? Ternyata bukan, pernah saya lihat bukan seperti itu. Waktu itu sekitar pukul tujuh malam saya sedang berjalan pulang menuju rumah, tidak banyak lalu lalang kendaraan jadi saya bisa berjalan dengan leluasa, ditambah juga cuaca cerah menjadikan bintang-bintang tampak jelas terlihat, sambil berjalan tentu senang sekali rasanya melihat bintang-bintang yang kelihatan cerah tersebut, ada yang terang sekali namun ada juga yang tampak redup. Saat sedang asyik-asyiknya itulah, di langit muncul bola api berwarna kuning melesat dengan cepat, sreet! Dan langsung hilang, walau cuman satu meteor rasanya benar-benar kagum, sekaligus ngeri, karena langit yang tadinya tenang tiba-tiba muncul bola api melesat cepat dan langsung lenyap. la ini liat di brita brita ada yang jumlahnya puluhan, bahkan ratusan perjam, gimana rasanya?